Ashley Tisdale Rutin Pilates dan Yoga untuk Memperbaiki Otot Perut yang Terpisah

Ashley Tisdale mengungkapkan tubuhnya kini lebih kuat setelah membutuhkan empat bulan memperbaiki otot tubuhnya usai melahirkan anak pertamanya, Jupiter Iris. Dalam sebuah unggahan di Instagram Story-nya, Tisdale menjelaskan bahwa dia mengalami diastasis recti – suatu kondisi di mana otot-otot perut terpisah – selama kehamilannya dan dapat memperbaikinya dengan latihan yang tepat.

“Saya hanya ingin berterima kasih kepada tubuh saya,” tulisnya, seperti dilansir dari laman People. “Empat bulan pascapersalinan dan saya tidak percaya perjalanan ini. Saya tidak pernah mengatakan ini tetapi saya mengalami diastasis recti dari kehamilan saya,” lanjutnya. “Tidak mudah melakukan latihan yang benar, saya bisa menutup kesenjangan! Bersyukur atas latihan Pilates dan yoga yang dilakukan.”

Tisdale juga memamerkan kerja kerasnya dalam sebuah video di mana ia berpose dalam bra olahraga dan legging. Setelah kedatangan Jupiter pada 23 Maret, Tisdale tidak merasa positif tentang tubuhnya dan mengungkapkan frustrasinya dengan kemajuan pascapersalinannya.

“Saya telah bekerja keras. Entah itu hiking, Pilates, menggunakan Peloton saya, namun, saya masih merasa tidak nyaman dengan tubuh saya,” ujarnya dalam unggahan di situs gaya hidupnya Frenche. “Ya, saya mulai mengenakan celana jins lagi, tetapi bukan ukuran yang saya kenakan sebelumnya. Semua orang terus mengatakan bahwa itu butuh waktu – butuh waktu untuk menumbuhkan bayi dan perlu waktu untuk menurunkan berat badan bayi. Dan tahukah Anda? Itu benar. .”

Tisdale menyadari bahwa dia telah membandingkan dirinya sendiri ketika dia melihat media sosial. “Instagram benar-benar bisa mengganggu Anda,” tulisnya. “Ada begitu banyak model dan influencer yang saya bandingkan dengan perjalanan pribadi saya dalam ‘bangkit kembali’. Dan kemudian, saya seperti menunggu mereka baru saja memiliki bayi dan mereka terlihat seperti itu??”

Namun pada akhirnya Ashley Tisdale mendorong dirinya dan orang lain untuk berbaik hati pada diri sendiri dan mengisi diri sendiri dengan cinta. “Setiap orang akan memiliki perjalanan yang berbeda dan penting untuk tidak mengomunikasikan perasaan negatif terhadap tubuh kita sendiri,” katanya. “Pemikiran seperti ‘kamu tidak cukup baik, kamu bisa terlihat lebih baik’ harus dihentikan! Dan mereka terutama harus berhenti ketika menyadari bahwa tubuhmu baru saja menciptakan dan memberi kehidupan kepada manusia lain.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *