Diabetes melitus khusus tipe-2 saat ini ditemukan pada kalangan usia 15-45 tahun akibat penerapan gaya hidup seperti kurang beraktivitas fisik, berat badan berlebih, konsumsi makanan dan minuman dengan kandungan tinggi gula yang bisa setara nasi padang dua lauk.
Pasien diabetes disarankan mendapat makanan bergizi seimbang sesuai kebutuhan. Namun, bukan berarti ada makanan tertentu yang tak boleh disantap.
“Sebenarnya mirip dengan orang tanpa diabetes. Tidak ada benar-benar makanan yang harus dilarang atau tidak boleh dikonsumsi para diabetasi,” ujar spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik dan Diabetes Departemen Penyakit Dalam RSCM-FKUI, dr. Martha Rosana, SpPD.
Terkait pola makan, penderita diabetes pada prinsipnya perlu menerapkan 3J yang merupakan akronim dari jadwal, jumlah, dan jenis. Terkait jadwal, Martha menyarankan pentingnya makan teratur mulai dari sarapan, makan siang, makan malam, dan camilan di antara jam makan utama.
Mengenai jumlah, setiap penyandang sebaiknya mendapatkan asupan makanan bergizi sesuai kebutuhan tubuh berdasarkan tinggi badan, berat badan, aktivitas fisik sehari-hari, dan kondisi kesehatan lain yang menyertainya. Terakhir, jenis makanan yang dibutuhkan antara lain karbohidrat, baik dengan kandungan pati seperti nasi dan umbi-umbian, maupun non-pati seperti sayur dan buah, ditambah protein dan lemak.
“Satu piring bundar, yakni setengah jatah sayur dan buah, seperempat piring karbohidrat, seperempat protein, lemak atau lauk pauk, misalnya daging ayam, kambing, ikan, tahu tempe,” kata Martha.
Di sisi lain, ada pembatasan asupan yang perlu diterapkan, antara lain konsumsi harian gula tidak boleh lebih dari 25 gram atau setara dua sendok makan. Asupan garam tidak melebihi satu sendok teh atau 5 gram per hari (kurang dari 2 gram natrium).
Pada masa pandemi COVID-19 ini, penderita diabetes disarankan tetap melakukan manajemen diri di rumah, misalnya perawatan kaki dan anggota tubuh lain, tetap beraktivitas fisik, misalnya berjalan cepat mengelilingi kompleks rumah sambil mengenakan masker tanpa berkontak dengan orang lain, menerapkan pola istirahat cukup serta menjaga kesehatan mental.
“Saat pandemi dilanjutkan (pengobatan) jangan lengah, diperketat lagi. Sebaiknya lakukan aktivitas fisik 150 menit per minggu dengan intensitas sedang, tidak boleh jeda lebih dua hari,” pesan Martha.